ORGAN PENCERNAAN TERNAK (KERBAU)
o Morfologi Kerbau
o Anatomi
o Sistem Gerak
Alat gerak pada manusia dan hewan mamalia adalah tulang dan otot. Tulang
disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Sistem gerak pada
mamalia adalah tulang dan otot.
Tulang
Tulang-tulang
dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun
rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara
umum fungsi rangka adalah:
- menegakkan tubuh
- sebagai alat gerak pasif
- tempat melekatnya otot-otot rangka
- melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya
- tempat pembentukan sel-sel darah
- tempat deposit kalsium dan fosfat
o Sistem Pencernaan
Mekanisme
pencernaan kerbau :
Mulut
=> kerongkongan => rumen => retikulum => kerongkongan => orasum
=> abomasum => usus halus => usus besar => anus.
Sistem pencernaan pada kerbau lebih berkembang dari pada
manusia,pada manusia makanan yang kaya serat tidak dapat dicerna tetapi makanan
utama kerbau adalah rumput. Rumput memiliki kadar selulosa yang tinggi sehingga
sistem pencernaan pada kerbau termodifikasi. Oleh karena itu, kerbau juga
disebut dengan hewan pemamah biak ( ruminansia) . Sistem pencernaan makanan
pada kerbau lebih panjang dan kompleks.
Gigi pada kerbau (Ruminansia) memiliki susunan gigi yang
berbeda dengan manusia. Gigi yang termodifikasi pada kerbau adalah gigi graham
karena diperlukan untuk mencerna makanan yang berserat. Gigi seri digunakan
untuk menjepit rumput , gigi taring digunakan untuk memotong makanan yang
berupa rumput, gigi graham depan dan gigi graham belakang digunakan untuk
menghancurkan makanan. Pada kerbau lapisan email melintang dan tajam sehingga
dapat menghancurkan makanan yang dia makan dengan sempurna.
Pada kerbau memiliki struktur esofagus yang dibedakan
menjadi tiga yaitu rumen, retikulum, dan omasum. Setelah omasum ada ruang
abomasum yang merupakan labung sesungguhnya. Rumput atau dedaunan yang dimakan
dicampur dengan air liur, lalu dikunyah sebentar kemudian ditelan. Setelah
memlalui esofagus, makanan akan diterusan ke lambung pertama yang disebut
dengan rumen . Rumen adalah salah satu bagian lambung ternak ruminansia
(memamah biak) seperti kerbau. Rumen
berisi bahan pakan yang dimakan oleh ternak yang berupa rumput/hijauan lainnya,
dan pakan penguat (konsentrat). Di dalam rumen tersebut terjadi proses
fermentasi oleh mikroorganisme (bakteri, protozoa, yeast, fungi). Di dalam
rumen dan retikulum akan dicerna secara mekanik oleh gerakan dindingnya yang
tebal. Pencernaan tersabut terjadi secara kimia oleh bakteri fermentasi (
respirasi anaaerob ) sehingga dihasilkan bubur makanan yang relatif masih
kasar.
Apabila kerbau sudah merasa kenyang, pemasukan makanan
dihentikan. Makanan yang berupa bubur kasar dari retikulum sedikit demi sedikit
akan dikembalikan ke mulut dan akan mengalami pencernaan secara kimia oleh air
ludah yang tingkat keasamannya netral. Di dalam mulut, selulosa alam akan
diubah menjasi glukosa oleh enzim selulose. Selain itu, glukosa akan diubah
menjadi asam lemak, CO2 , dan CH4. Setelah dari mulut,
makanan yang menjadi lebih halus akan masuk ke omasum dan mengalami pencernaan
ecara mekank, kemudian akan diteruskan ke dalam abomasum. Abomasum serupa
dengan lambung manusia di dalam abomasum makanan akan mengalami pencernaan secara
mekanik oleh dinding abomasum dan pencernaan secara kimia oleh enzim-enzim yang
dihasilkannya. Di dalam abomasum masuk ke dalam usus halus untuk dicerna lebih
lanjut. Pada kerbau, terdapat enzim selulose yang berfungsi mencerna enzim
selulosa. Enzim ini tidak terdapat pada manusia. Oleh karena itu, feses pada
kerbau lebih halus daripada feses rumansia yang lainnya.
o Sistem Ekskresi
o Sistem Respirasi
o Sistem Sirkulasi
o Sistem Endokorin
o Sistem Koordinasi
o Sistem Reproduksi
o Klasifikasi Kerbau
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Bovidae
Sub
Famili : Buvinae
Genus
: Bubalus
Spesies
: Bubalus Bubalis
Sistem
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia
terdiri atas darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri atas
bagian sel-sel
darah dan plasma (cairan) darah, sedangkan alat peredaran darah terdiri atas jantung
dan pembuluh darah. Di samping itu pada kerbau didapati peredaran limfe (getah
bening) yang merupakan peredaran terbuka.
SEL-SEL DARAH
Fungsi darah:
1.
Sebagai alat transpor:
o oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
o CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru
dalam bentuk HCO3- (bikarbonat)
o sari-sari makanan dari usus ke seluruh jaringan yang
membutuhkan
o sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat
pengeluaran (ekskresi)
o hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian
tubuh tertentu
2.
Mengatur keseimbangan asam dan basa
3.
Alat pertahanan tubuh dari infeksi
kuman
4.
Mengatur stabilitas suhu tubuh
Sel-sel darah
1. Sel darah
merah (eritrosit)
·
satu milimeter kubik darah
mengandung 4 – 6 juta sel
·
bentuknya bikonkaf
·
fungsi eritrosit adalah untuk mengangkut
O2 dan CO2 serta menjaga keseimbangan pH darah.
·
dibentuk di dalam sumsum merah
tulang pipih, sedang pada bayi sel darah merah dibentuk di dalam hati.
·
sel darah manusia dan mamalia tidak
berinti.
2. Sel darah putih (leukosit)
·
mempunyai inti
·
setiap 1 mm kubik darah
mengandung 5.000 – 9.000 sel
·
sel darah putih dapat bergerak bebas
secara ameboid, dan dapat menembus dinding kapiler (kemampuan diapedesis)
·
fungsi sel darah putih untuk
imunitas/melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh
·
ada dua jenis, yaitu granulosit
dan agranulosit. Granulosit terdiri atas: neutrofil, eosinofil, dan
basofil. Sedangkan agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit
·
dibentuk oleh jaringan retikulo
endothelium disumsum tulang untuk yang granulosit, dan di kelenjar limpa untuk
yang agranulosit.
3. Sel darah
pembeku (trombosit)
·
sering pula disebut keping-keping
darah atau platelet
·
tidak berinti dan mudah pecah
·
dibuat oleh sel megakariosit di
dalam sumsum tulang
·
trombosit penting dalam proses
pembekuan darah
Sistem
Respirasi
Pernapasan atau respirasi merupakan
serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa
karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi)
untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut
menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang kemudian
dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP
yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat terjadinya
pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
·
Pernapasan luar/respirasi eksternal,
yaitu pertukaran O2 dalam alveolus dengan CO2 dalam
darah.
·
Pernapasan dalam/respirasi internal,
yaitu pertukaran gas O2 dengan CO2 dari aliran darah
dengan sel-sel tubuh
Mekanisme Pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla
oblongata) yang
terdapat di otak. Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan
dari konsentrasi CO2 dalam darah. Bila kita menahan napas dalam
waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas semakin besar. Ini terjadi karena
kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan memacu pusat
pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
·
Inspirasi
: Bila otot antar tulang rusuk
berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat, volume rongga dada akan membesar
sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara
luar, sehingga udara masuk ke paru-paru.
·
Ekspirasi
: Bila otot antar tulang rusuk
relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada
akan mengecil sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke
luar dari paru-paru.
Sistem Ekskresi
Ekskresi adalah pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme
tubuh yang tidak berguna, zat-zat-zat sisa ini dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui suatu sistem yang disebut sistem ekskresi. Zat-zat sisa ini jika tidak
dibuang maka akan menjadi racun bagi tubuh.Ekskresi melibatkan organ-organ yang
disebut sistem ekskresi yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh dengan
cara osmoregulasi atau mengatur konsentrasi bahan yang terlarut dalam cairan
tubuh.
Sistem ekskresi pada kerbau meliputi organ – organ seperti
a.
Gijal ( ren )
Ginjal adalah organ eksresi yang
paling utama, berjumlah sepasang yang terletak disebelah kiri dan kanan di
dalam rongga tubuh kerbau, bentuknya seperti kacang merah.
Ginjal memiliki fungsi penting sebagai organ ekskresi dalam
tubuh manusia, fungsi ginjal antara lain :
1) Membuang sisa-sisa metabolisme seperti urea, asam urat,
serta zat lain yang bersifat merugikan tubuh atau bersifat racun.
2) Sebagai organ homeostatis seperti menjaga keseimbangan air
dalam tubuh dan mengatur volume plasma darah dan air.
3) Menjaga keseimbangan asam dan basa cairan darah dengan
mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan urine yang
bersifat asam atau basa.
4) Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu
serta menjaga tekanan osmosis.
5) Menghasilkan
zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti Eritropoietin (EPO), Renin, dan
Kalsitriol. Eritropoitin merangsang sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah
merah.
Ginjal tersusun atas 3 (tiga) bagian yaitu korteks (kulit)
yang merupakan bagian terluar ginjal, medula (sumsum ginjal), kemudian pelvis
renalis yang merupakan ruang ginjal. Pada bagian korteks terdapat banyak sekali
nefron, nefron adalah unit fungsional dan struktural terkecil pada ginjal, pada
manusia terdapat kurang lebih satu juta nefron.
Nefron merupakan alat penyaring yang terdiri dari beberapa
bagian antara lain :
1) Badan Malpighi yang terdiri atas:
- Glomerulus
- Kapsula Bowman (menyelubungi
glomerulus)
2) Saluran Nefron (tubulus kontortus) yang terdiri atas :
- Tubulus kontortus proksimal
- Tubulus kontortus distal
- Tubulus kontortus kolektifus
- Lengkung Henle
Glomerulus berhubungan dengan arteriola aferen dan arteriola
eferen, sehingga glomerulus ikut berperan mengatur tekanan darah. Glomerulus
berfungsi sebagai penyaring cairan darah.Pada medula(sumsum ginjal) terdapat
piramida dan piala ginjal yang mengandung pembuluh-pembuluh yang berfungsi
untuk menampung hasil ekskresi, pembuluh-pembuluh ini terhubung dengan ureter
yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih merupakan tempat penampungan
urine sementara dan jika telah penuh urine akan dikeluarkan melalui saluran
uretra.
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urine yang melewati
beberapa proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali),
dan augmentasi (pengeluaran zat-zat sisa).
1) Filtrasi
Pembentukan urine diawali melalui proses filtrasi yang
terjadi di glomerulus yang diawali dari darah yang dipompa masuk melalui
arteriola aferen, arteriola aferen memiliki diameter lebih besar dan lebih
pendek dari arteriola eferen yang berdiameter lebih kecil dan lebih panjang,
kondisi ini yang menyebabkan tekanan darah di arteriola aferen lebih tinggi
daripada arteriola eferen sehingga filtrasi dapat memungkinkan terjadi. Pada
proses ini berliter-liter darah didorong masuk ke dalam glomerulus yang
berukuran kecil.
Di glomerulus terdapat suatu struktur sel-sel kapiler
endotelium yang berpori, membran basiler dan epitel kapsula bowman yang
mempermudah proses filtrasi, faktor-faktor lain yang mempermudah dan mendorong
filtrasi adalah tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.
Pada proses filtrasi, sel-sel darah, trombosit, serta
sebagian protein plasma disaring serta diikat agar tidak turut dikeluarkan,
sedangkan zat-zat lain seperti urea, glukosa, asam amino, natrium, kalium,
serta garam-garam lain dapat melewati saringan dan dapat diendapkan. Hal ini
terjadi karena ukuran zat-zat ini lebih kecil sehingga dapat melewati membran.
Hasil dari filtrasi adalah urine primer yang komposisinya
masih serupa dengan darah hanya tidak mengandung beberapa elemen selular
seperti sel darah merah, selanjutnya cairan filtrasi dari glomerulus akan
menuju tubulus dan mengalami reabsorpsi.
2) Reabsorpsi
Pada
prosesnya reabsorpsi terjadi penyerapan kembali zat-zat berikut.
a) Reabsorpsi
Air.
Air yang dapat menebus membran filtrasi akan diabsorpsi
sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi air terjadi di tubulus kontortus proksimal
dan di tubulus kontortus
distal. Di tubulus kontortus proksimal terjadi proses
reabsorpsi pasif melalui proses osmosis dan di tubulus kontortus distal terjadi
proses reabsorpsi aktif yang disebut reabsorpsi fakultatif yang berlangsung
sesuai kebutuhan. Reabsorpsi di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh
hormon Antidiuretik (ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
b) Reabsorpsi
zat-zat yang penting bagi tubuh.
Beberapa zat-zat penting bagi tubuh seperti protein, asam
amino, glukosa, asam asetat dan vitamin akan direabsorpsi secara aktif di
tubulus proksimal sehingga tidak ditemukan lagi di lengkung Henle.
c) Reabsorpsi
zat-zat tertentu
Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat terjadi secara transpor
aktif dan difusi, zat-zat itu antara lain Na+, K+, PO4-,
NO-3. Ion-ion khususnya ion Na+ mengalami difusi dari sel
tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi dapat terjadi karena perbedaan
konsentrasi ion di dalam dan diluar sel tubulus.
Setelah proses reabsorpsi maka tubulus akan menghasilkan
urine sekunder, dimana zat-zat yang masih diperlukan tidak ditemukan lagi,
sedangkan konsentrasi zat-zat yang merugikan tubuh atau bersifat racun akan
bertambah.
d) Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal, peristiwa ini disebut
seksresi tubular. Sel-sel tubulus mensekresikan ion hidrogen (NH3-)
dan ion kalium (K+) ke dalam tubulus dengan proses difusi,
penambahan ion hidrogen dimaksudkan untuk menjaga pH..
b.
Hati ( hepar )
Hati memiliki warna merah tua. Hati dapat memperbaharui
sel-sel yang sudah rusak karena luka atau penyakit. Sebagai organ ekskresi hati
juga berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati mempunyai
beberapa peranan penting dalam tubuh kerbau. Berikut beberapa fungsi hati:
1) Hati merupakan tempat untuk
menyimpan energy
2) Hati berperan sebagai pembersih
(detoksifikasi) zat-zat racun dan bibit penyakit.
3) Hati membentuk beberapa jenis
protein dan zat tertentu
4) Hati sebagai tempat penyimpanan
vitamin
5) Hati dapat memproduksi cairan empedu
Hati terdiri dari dua lobus utama yaitu lobus kanan dan
lobus kiri dengan posisi yang sedikit saling menindih. Dalam jaringan hati
terdapat beberapa pembuluh darah yaitu arteri hepatika dan vena portal
hepatika. Darah mengalir dari percabangan aorta menuju ke arteri hepatika dan
menuju ke vena portal hepatika lalu keluar dari hati melalui vena hepatika.
Pertemuan antara arteri hepatika dan vena portal hepatika membentuk sinusoid,
pada sinusoid terjadi spesialisasi sel membentuk sel kupffer yang bertugas
memfagositosis organisme asing dan zat-zat berbahaya, dari aktivitas
fagositosis ini dihasilkan cairan bilirubin yang diekskresikan kanalikuli
menjadi empedu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar